Mata Kuliah : Birokrasi Publik
Nama Kelompok 6 :1. Rahmat Sanjaya 1516041111
(Ketua)
2. Dedi Sonata 1516041005
3. Evi Okta Mayasari 1516041033
4. Lulu Gita Anzani 1516041035
5. Regita Putri Melinda 1516041061
6. Desta Rapanca 1516041065
7. Tiara Mustika Asih 1516041085
KEPEMIMPINAN
BASUKI TJAHAJA PURNAMA
1.
Siapakah Dia?
Basuki Tjahaja Purnama
lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 atau spaling dikenal dengan
panggilan Ahok, ia merupakan warga negara Indonesia dari etnis Tionghoa dan
pemeluk agama Kristen Protestan pertama yang menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Basuki adalah putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti
Ningsing. Basuki memiliki tiga orang adik, yaitu Basuri Tjahaj Purnama, Fifi
Lety, dan Harry Basuki.
Basuki pernah menjabat
sebagai wakil Gubernur DKI dari 2012-2014 mendampingi Joko Widodo sebagai
Gubernur. Sebelumnya Basuki merupakan anggota komsi II Dewan Perwakilan Rakyat
dari partau Golkar namun mengundurkan diri pada 2012 setelah mencalonkan diri
sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012. Ia pernah juga menjabat
sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Ia merupakan etnis Tionghoa
pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur.
Pada tahun 1992 Ahok
Basuki Tjahaja Purnama mengawali kiprahnya di dunia bisnis sebagai Direktur PT
Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS)
pada tahun 1995. Pada tahun 1995, Basuki memutuskan berhenti bekerja di PT
Simaxindo Primadaya. Ia kemudian mendirikan pabrik di Dusun Burung Mandi, Desa
Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Pada tahun 2004 Ahok Basuki
Tjahaja Purnama terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai
Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten
Belitung Timur. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif
dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Partai PIB adalah partai politik yang didirikan oleh Alm. Sjahrir. Pada Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005, Basuki berpasangan
dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK)
ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan
mengantongi suara 37,13 persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama. Pasangan Basuki-Khairul ini
unggul di Kabupaten Belitung Timur yang menjadi lumbung suara Partai Bulan
Bintang (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 lalu.
Menggeluti dunia kontraktor selama dua
tahun, Basuki menyadari betul hal ini tidak akan mampu
mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena untuk menjadi pengelolah mineral
selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang profesional.Untuk itu Ahok memutuskan kuliah S-2 dan
mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya
Jakarta. Mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA)atau Magister
Manajemen (MM) membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di
Jakarta, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan
pembangkit listrik sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan
proyek. Karena ingin konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki
memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
Perlu diketahui,
tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun
pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi Basuki, pabrik yang
berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan
dapat menjadi proyek percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder
(pemegang saham, karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan
konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan
sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada
memiliki visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10
tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti
Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang
terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat
Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan bahwa
berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan,
kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat pencitraan.
Pada tahun 2012, ia
mencalonkan diri sebagai wakil Gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo,
wali kota Solo. Basuki juga merupakan kakak kandung dari Basuri Tjahaja
Purnama, Bupati kabupaten Belitung Timur periode 2010-2015. Dalam pemilihan
gubernur Jakarta 2012, mereka memenangkan pemilu dengan persentase 53,82%
suara. Basuki memutuskan keluar dari Gerindra karena perbedaan pendapat pada
RUU pilkada. Partai Gerindra mendukung RUU pilkada sedangkan Basuki dan
beberapa kepala daerah lain memilih untuk menolak RUU pilkada karena terkesan
membunuh demokrasi di Indonesia.
2.
Memimpin Dimana?
Pada 14 November 2014,
DPRD DKI Jakarta mengumumkan Basuki sebagao Gubernur DKI Jakarta menggantikan
Joko Widodo yang telah menjadi Presiden Republik Indonesia. setelah pengumuman
ini DPRD DKI jakarta mengirimlan surat
ke Kementerian Dalam Negri agar Basuki dilantik menjadi Gubernur.
3.
Kapan?
Pada 14 November 214,
ia diumumkan secara resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Basuki resmi dilantik
sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh presiden Joko Widodo pada 19 November 2014 di
Istana Negara.
4.
Bagaimana Dukungan Masyarakat?
Berbagai elemen masyarakat
menilai Basuki Tjahaja Purnama sukses membenahi Jakarta. Gubernur DKI Jakarta
yang akrab disapa Ahok ini berani memerangi kebobrokan birokrasi Pemerintah
Provinsi (Pemprov) DKI, dan melawan sebagian anggota DPRD DKI. Sementara itu
beberapa survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei menyebutkan
mayoritas warga Jakarta merasa puas atas kepemimpinan Ahok. Mayoritas responden
(70,4 persen) menyatakan puas hingga sangat puas atas kinerja pemimpin mereka.
Sepanjang 2014-2016, berbagai kebijakan telah dikeluarkan pemerintah DKI
Jakarta. Meskipun sebagian kebijakan itu menimbulkan perdebatan, kenyataannya
masyarakat Jakarta merasa puas dengan sejumlah gebrakan yang dibuat
pemerintahan Basuki-Djarot. Kepuasan ini berkembang setelah masyarakat melihat
dan mengalami sendiri realitas perubahan kondisi dari ibu kota negara. Masyarakat
Jakarta cenderung memberikan penilaian rasional pada kinerja pemerintahan
Basuki-Djarot. Ada empat variabel, yakni penilaian terhadap kondisi Jakarta,
tingkat kepercayaan masyarakat, tingkat kesukaan pada pemimpin, dan loyalitas
pada pemimpin.
Kerja keras pemerintahan
Basuki-Djarot selama ini telah membuahkan hasil. Setelah pembenahan dilakukan,
sejumlah bidang, seperti pendidikan, kesehatan, permukiman, infrastruktur, dan
transportasi, dinilai baik oleh masyarakat. Dalam bidang pendidikan ahok melanjutkan
program Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang sebelumnya dirintis Gubernur Joko
Widodo. Melalui KJP, siswa miskin mendapatkan kesempatan menamatkan pendidikan
minimal sampai jenjang SMA. Program KJP dinilai cukup memuaskan pelaksanaannya
oleh masyarakat.
Pada bidang kesehatan, program
Kartu Jakarta Sehat (KJS) juga tetap dilanjutkan. Program KJS ditujukan bagi
warga ber-KTP DKI yang belum memiliki jaminan kesehatan di luar Asuransi
Kesehatan BPJS.
Penyediaan permukiman juga
menjadi salah satu bidang yang dinilai baik. Pembangunan rusunawa hingga
15.000-20.000 unit telah membantu penyediaan permukiman bagi masyarakat di
bantaran sungai. Meskipun penertiban permukiman bantaran sungai menuai
kontroversi, nyatanya program itu mendapat apresiasi positif. Pembongkaran
rumah di bantaran sungai telah berkontribusi pada upaya pengendalian banjir. Di
sisi lain, kehidupan masyarakat bantaran semakin baik karena direlokasi ke
rusunawa.
Bidang transportasi juga
mendapat penilaian baik. Kebijakan Gubernur menambah armada bus dan memperluas
rute transjakarta mendapat sambutan baik dari masyarakat karena sedikit banyak
menjawab masalah ketersediaan angkutan umum di Jakarta.
Persoalan lingkungan dinilai
masyarakat belum cukup mengalami perubahan yang berarti. Namun, upaya pembersihan
saluran air oleh petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dinilai
cukup efektif menjaga kebersihan lingkungan dan kondisi drainase. Perubahan
kondisi Jakarta itu semakin membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap
aparat pemerintahan dan lingkungan sekitar.
Pembenahan Jakarta selama 1,5
tahun juga berdampak pada tumbuhnya rasa suka pada karakter pemimpin Jakarta
terutama Gubernur Basuki.
Di awal kepemimpinannya, banyak
pihak tidak suka dengan gaya bicara Basuki yang blakblakan dan keras.
Belakangan, masyarakat Jakarta bisa menerima hal tersebut. Karakternya yang
dinilai negatif itu tertutup oleh keberanian, ketegasan, dan penampilan
fisiknya yang menarik.
Cara berkomunikasi Ahok, dinilai
cukup pedas. Namun, hal ini yang memberikan dampak perbaikan terhadap daerah
yang dipimpinnya. Gaya bicaranya yang tegas dan sarat informasi membuat para
bawahannya mau bekerja untuk kemajuan Jakarta.
Rasa suka pada karakter Gubernur
Jakarta melahirkan sikap loyal warga pada pemerintahannya. Masyarakat percaya,
karakter Ahok akan menunjang kinerja untuk menyejahterakan masyarakat Jakarta.
Rasa percaya itulah yang membangun sikap emosional dan loyal pada pemerintahan
Gubernur Ahok.
Bentuk dukungan bukan sekadar
ikut serta dalam program pembangunan atau mengajak orang lain untuk mendukung
kebijakan Gubernur. Namun, sampai pada fase supaya Ahok terpilih kembali
menjadi gubernur pada pilkada 2017. Inilah bukti rasionalitas warga Jakarta
menilai kinerja pemimpinnya.
5. Bagaimana
Sikap Pegawai?
Ahok menunjukkan pemerintahan
yang bersih dan jujur dengan memulai dari diri sendiri, kemudian ia menuntut
bawahannya agar bersikap bersih dan jujur. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama selalu mengatakan bahwa stigma pegawai negeri sipil (PNS) DKI di mata
masyarakat begitu identik dengan sikap korup dan pemalas. Bahkan, dia sampai
berencana menggaet PNS DKI sebagai calon wakil gubernur untuk menghilangkan
stigma tersebut.
Stigma PNS yang identik
dengan malas dan korup adalah kisah lama. Bahkan sikap PNS dimasa pemerintahan
Ahok kini berubah drastis. Mental PNS kebanyakan sudah berubah, tidak lagi
malas dan korup. Semua ini dia rasakan sejak masa pemerintahan Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Sejak menjabat Gubernur DKI pada
November 2014, Ahok sudah lebih dari tiga kali merombak pejabat baik di dinas,
suku dinas, camat, hingga lurah. Masa pensiun dan kinerja salah satu
pertimbangan Ahok mengganti pejabat di DKI. Birokrasi di Jakarta kini sudah
menuju ke arah yang lebih baik. Pemerintah DKI terbantu teknologi informasi
yang lebih maju sehingga permasalahan di Ibu Kota bisa cepat selesai.
Pemerintah DKI juga berupaya menginternalisasi nilai-nilai dalam melayani
masyarakat.
6. Bagaimana
cara memimpinnya?
Jika kita melihat kepemimpinan Ahok maka dapat disimpulkan beberapa
gaya kepemimpinan
ahok :
1.
Kepentingan
Rakya When loyality to State Benin loyality to The Parti End hal ini bisa
dilihat dari perjalanan karir ahok menjadi pemimpin mulai dari menjadi anggota
partai Gerindra yang mengantarkannya bersama jokowi memenangi pemilihan kepalah
daerak DKI Jakarta Namun dalam perjalanannya akibat tekanan partai Gerindra
kepadanya dan lebih memilih mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentinngan
segala-galanya termasuk mengesampingkan kepentingan partainya. Akibat adanya
perbedaan tersebut maka ahok menyatakan keluar dari partai yang sukses
membesarkan namanya dan mengantarkannya menjadi gubernur DKI Jakarta. Inilah
karakter kepemimpinan ahok dimana dia lebih mengutamakan kepentingan rakyat
yang dipimpinnya dibandingkan kepentingan partainya sehinggah ahok memiliki
pengaruh yang kuat dimasyarakat bahkan pada saat ini muncul gerakan saveahok
yang didukungratusan ribu orang untuk bertahan melawan hak angket DPRD
DKI.
2.
Gaya
Jujur Itu Hebat, Jujur itu hebat gaya inilah yang dimilii ahokgaya kejjujuran
dalam memimpin ketika kejujuran dimiliki seorang pemimpin maka kepercayaan dari
rakyat dapat dimilikinya. Seorang pemimpin tentunya harus bisa dipercaya rakyat
yang dipimpinnya tanpa adanya kepecayaan dari rakyat yg dipimpinnya maka dapat
dipastikan pemimpin itu tidak akan bisa berpengaruh bahkan nasibnya disinggah
sana kekuasaannya akan turun secara sendirinya Pemimpin yang hebat tentunya
harus mampu dipercaya rakyat yg dipimpinnya dan tanpa adanya kepercayaan maka
dipastikan tujuan tinggi seorang pemimpin untuk berpengaruh tidak akan dapat
terwujud. Karena pemimpin yang berpengaruh adalah pemimpin yang dipercaya
rakyatnya karena itu pemimpin harus jujur dan dengan kejujuran tersebut maka
integritasnya ada dan dengan integritas maka lahirlah pengaruh.
3.
Tegas
gaya kepemimpinaan berikutnya yang dimiliki Ahok adalah tegas , dalam memimpin
ahok dikenal sangat tegas bahkan tidak jarang jika ada bawahannya yang
melanggar langsung dicopot dan ditindak . Sikap tegas ini harus dimiliki
seorang pemimpin tanpa ketegasan maka dapat dipastikan kepemimpinan tersebut
tidak akan dapat bertahan lama .
7. Bagaimanakah
Hasilnya?
Normalisasi Kali Sunter : Normalisasi
Kali Sunter dilakukan mulai pada tanggal 17 November 2013 di bawah kendali
Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Pada saat itu, ada sekitar 180 kepala
keluarga (KK) yang tinggal di bantaran Kali Sunter yang akan direlokasi ke
rumah susun terdekat. Untuk itu, warga sebenarnya sudah diberikan sosialisasi
rencana penertiban.[21] Namun kemudian normalisasi ini terkendala karena
masalah pembebasan lahan. Setidaknya di RW 04 Cipinang Melayu saja, dari 41
berkas kepemilikan lahan yang masuk, hanya 6 yang dianggap lengkap dan aman
untuk dilakukan pembayaran. [22] Proyek normalisasi lalu dilanjutkan di bawah
pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, setelah adanya kepastian anggaran
di APBD DKI 2016.
Pemberantasan Korupsi : Sebelumnya
para tikus kantor dan tikus negara bebas merdeka menggerogoti pundi-pundi uang
rakyat dengan dalih berbagai proyek yang bisa direkayasa. melalui Proyek di
APBD dan APBN yang ada di Pemprov DKI. . Penjahat-penjahat berdasi tersebut
sebelumnya bisa berpesta terus menerus. Semenjak Ahok menjadi Gubernur DKI,
sudah banyak pejabat pemprov penggerogot proyek tersebut yang di ajukan Ahok ke
KPK, ada juga yang di non “ Jobkan” , dan untuk meningkatkan kinerja dan
mengurangi Korupsi , Ahok juga Kemudian mengadakan lelang jabatan Camat, Lurah
dan Kepala Sekolah yang targetnya setidak tidaknya membuat takut oknum pejabat
pemrov bemain main dengan anggaran dan pelayanan publik bertambah baik .
Membenahi semerawut Jakarta : Sebelum Ahok, memang ibukota nampak semrawut
sehingga tampak kumuh dan tidak nyaman bagi semua orang kecuali para preman.
Beberapa upaya Ahok untuk mengatasi banjir dan sekaligus menata kerapian Kota
Jakarta yakni dengan memberishkan kali kali dari sampah dan memindahkan para
pemukim Kali tersebut ke beberapa rumah susun di Jakarta. Terakhir
merelokasikan warga yang menduduki lahan negara di Kali Jodoh kerumah susun.
Juga Ahok berhasil menertibkan Pasar Tanah Abang dari PKL yang sebelumnya
memacetkan jalan , kini arus lalulintas di Pasar Tanah Abang menjadi lancar.
Mengatasi Banjir : Semenjak Ahok gencar mencanakan Jakarta bebas Banjir, tahun ini walau
banjir masih bisa menyerang Jakarta, tetapi sekarang mudah surut dan hilang.
Penertiban Kelompok radikal : Sebelum Ahok, Kelompok-kelompok radikal tumbuh
tumbuh subur, mereka meraja lela, semakin tidak terkendali karena tidak ada
yang ditakuti atau disegani. Mereka seakan akan sudah melebihi penegak hukum,
melakukan sweping di berbgai jalan dan hotel hotel pada waktu bulan Ramadhan,
serta mereka juga menjadi pelindung kejahatan terorganisir seperti Preman yang
sudah ditertibkan Ahok yakni preman di pasar tanah Abang ataupun preman
Kalijodoh. Beberapa gubernur sebelumnya tidak pernah berhasil menertibkan Pasar
tanah Aabng dan Kali jodoh.
Bersihkan Pungli Urus KTP dan surat-surat lainnya
: Sebelumnya untuk urusan administrasi di DKI
tidaklah mudah. Misalnya untuk ngurus KTP dan surat pentng lainnya , supaya
tidak berlama lama kita harus ada uang pelicin atau itilah lainnya “ Nembak “
jika tidak , ada saja alasan oknum petugas tersebut untuk mempersulit warga
yang membutuhkan pelayanan. Kini jika ada petugas minta uang pelicin dalam
penyelesaian administari , ketahuan Ahok, oknum tersebut tinggal menunggu waktu
saja akan mendapat hadiah Ahok berupa “ non Job” dari jabatannya.
Transjakarta gratis untuk warga rusun : Seiring dengan peresmian Masjid Rusun Marunda,
pada tanggal 17 Januari 2016, Basuki mengumumkan layanan Transjakarta gratis
melalui feeder yang disediakan di setiap rumah susun di Jakarta. Layanan gratis
ini hanya berlaku untuk penghuni rumah susun. Bus akan beroperasi pada pukul 8
pagi hingga 10 malam. Bus gratis diperuntukkan bagi warga pemilik KTP rumah
susun dan anak-anak pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP). Penghuni rusun yang
akan menggunakan layanan bus gratis harus mengisi formulir yang disediakan
pihak Transjakarta yang berisi kolom nama, alamat, dan nomor KTP diisi dengan
benar agar memudahkan saat pengecekan oleh petugas Transjakarta.
Peningkatan taraf layanan puskesmas menjadi rumah sakit
: Pada tanggal 3 April 2015, sebanyak 15
Puskesmas diresmikan meningkat taraf pelayanannya menjadi Rumah Sakit Umum tipe
D. Dengan demikian, RSUD yang sudah ada akan terbantu karena beban antrian bisa
dibagi. RSU tipe D akan fokus melayani kebutuhan dasar, seperti kebidanan,
dokter anak, bedah ringan, dan penyakit dalam. Karenanya, akan ada dokter
spesialis yang praktik untuk melayani masyarakat. Dari 15 RSU tersebut,
kapasitas ruang rawat inap pun mengalami penambahan, yang tadinya terdapat 518
kamar tidur menjadi 750 kamar tidur. Di RSU itu pun akan ada kamar operasi,
ruang Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU).
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar